Coping
Coping adalah mekanisme untuk mengatasi perubahan yang
dihadapi atau beban yang diterima. Apabila mekanisme coping ini berhasil,
seseorang akan dapat beradaptasi terhadap perubahan atau beban tersebut. Atau
mudahnya coping berarti ciri-ciri atau cara individu dalam menghadapi tekanan
atau situasi menekan. Seorang ahli medis bernama ZJ Lipowski dalam
penelitiannya memberikan definisi mekanisme coping: “all cognitive and
motor activities which a sick person employs to preserve his bodily and psychic
integrity, to recover reversibly, impaired function and compensate to limit for
any irreversible impairment.” (artinya: semua aktivitas kognitif dan motorik
yang dilakukan oleh seseorang yang sakit untuk mempertahankan integritas tubuh
dan psikisnya, memulihkan fungsi yang rusak, dan membatasi adanya kerusakan
yang tidak bisa dipulihkan).
Koping berasal dari kata coping yang bermakna harafiah
pengatasan/penanggulangan (to cope with = mengatasi, menanggulangi). Namun
karena istilah coping merupakan istilah yang sudah jamak dalam psikologi serta
memiliki makna yang kaya, maka penggunaan istilah tersebut dipertahankan dan
langsung diserap ke dalam bahasa Indonesia untuk membantu memahamii bahwa
coping(koping) tidak sesederhana makna harafiahnya saja. Koping sering
disamakan dengan adjustment (penyesuaian diri). Koping juga sering dimaknai sebagai
cara untuk memecahkan masalah (problem solving).
Mekanisme coping adalah cara yang dilakukan individu
dalam menyelesaikan masalah, menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi
baik dalam dirinya ataupun lingkungannya, serta respon terhadap situasi yang
mengancam dirinya. Ini terbentuk melalui proses belajar dan mengingat, yang
dimulai sejak awal timbulnya stressor dan saat mulai disadari dampak stressor
tersebut. Kemampuan belajar ini tergantung pada kondisi eksternal dan internal,
sehingga yang berperan bukan hanya bagaimana lingkungan membentuk stressor
tetapi juga kondisi temperamen individu dan persepsinya masing-masing.
Pengertian
jenis-jenis coping
Jenis-jenis
coping terbagi dua, yang pertama adalah emotional focus coping dan yang kedua
adalah problem focus coping. Berikut akan dijelaskan secara lebih jelas :
a.
Emotional focus Coping
Emotional
focus coping digunakan untuk mengatur respon emosional terhadap stres. Biasanya
ini dilakukan melalui perilaku individu, seperti: penggunaan rokok, intinya
bagaimana menghilangkan fakta - fakta yang tidak menyenangkan dengan melalui
strategi yang kognitif. Bila individu tidak mampu mengubah kondisi yang
‘stresfull’ atau stresss berat, individu akan cenderung untuk mengatur
emosinya.
b.
Problem focus Coping
problem
focus coping digunakan untuk mengurangi stressor (penyebab-penyebab stress),
individu akan mengatasi dengan mempelajari cara-cara atau
keterampilan-keterampilan yang baru yang belum pernah ia lakukan. Individu akan
cenderung menggunakan strategi ini, bila yakin akan dapat merubah situasi lebih
baik lagi. Coping dibagi dua bagian, yaitu memfokuskan pada pemecahan masalah
dan yang kedua memfokuskan pada emosi pribadi individu. Jenis-jenis coping yang
memfokuskan pada pemecahan masalah berupa :
1.
Keaktifan
diri adalah suatu tindakan yang mencoba menghilangkan atau mengelabuhi penyebab
stres atau untuk memperbaiki akibat yang ditimbulkan. Jadi, individu secara
aktif bias menghilangkan stress dengan melakukan sesuatu hal yang baginya menarik
agar dapat merubah diri jadi lebih baik.
2.
Perencanaan
adalah memikirkan tentang bagaimana mengatasi penyebab stress. Seorang individu
pasti mempunyai rencana sebelum melakukan sesuatu, agar sesuatu yang ingin
dilakukannya berjalan dengan baik dan terencana.
3.
Kontrol diri
adalah individu membatasi keterlibatannya dalam
aktivitas persaingan dan tidak
terburu-buru untuk mencari alternative lainatau cara lain untuk mengatasi
stressnya.
4.
Mencari
dukungan social adalah mencari bantuan seperti informasi, nasihat-nasihat orang
yang lebih paham dengan suatu masalah, dan mencari suatu motivasi.
Lalu ada
coping yang memfokuskan pada emosi, yaitu berupa :
1.
Mengingkari adalah suatu tindakan atau pengingkaran terhadap suatu masalah.
Misalnya kita punya janji lalu kita melupakannya.
2.
Penerimaan diri, adalah suatu situasi yang penuh dengan tekanan sehingga
keadaan ini memaksanya untuk mengatasi masalah tersebut. Misalnya kita menerima
apapun kondisi yang kita alami dengan lapang dada dan berserah diri pada yang
diatas.
3.
Religius, adalah sikap individu untuk menenangkan dan menyelesaikan
masalah-masalah secara keagamaan. Misalnya dengan mengikuti acara-acara
keagamaan misalnya pengajian agar hidup kita menjadi tenang, tentram dan damai.
Jenis-Jenis
Coping yang Konstruktif dan Positif
a. coping yang konstruktif
Pertama
adalah escape, escape adala usaha untuk menghilangkan stress dengan melarikan
diri dari masalah dan beralih pada hal-hal yang tidak baik, seperti
mabuk-mabukan. Kedua adalah accepteance. Hal ini terjadi karena tidak ada lagi
yang dapat memecahkan masalah, maka lebih memilih pasrah pada yang terjadi dan
menerimanya dengan lapang dada. Ketiga adalah avoidance. Avoidance adalah
individu berusaha menyanggah dan mengingkari serta melupakan masalah-masalah
yang ada pada dirinya. Dengan mencari suatu hal baru. Terakhir adalah avoidant
coping. Avoidant coping adalah strategi yang dilakukan individu untuk
menjauhkan diri dari sumber stress dengan cara melakukan suatu aktivitas atau
menarik diri dari suatu kegiatan atau situasi yang berpotensi menimbulkan
stress.
b. Coping yang
positif
Pertama
adalah active coping, ini adalah strategi yang dirancang untuk mengubah cara
pandang individu terhadap sumber stress.intinya individu megubah pandangan
suatu stressnya dengan sebuah pandangan baru yang lebih bermakna. Kedua adalah
problem solving focused coping, ini adalah individu secara aktif mencari
penyelesaian dari masalah untuk mehilangkan kondisi atau situasi yang
menimbulkan stress. Misalnya dengan memita bantuan orang lain. Ketiga adalah
distancing, ini adalah usaha untuk menghindari permasalahan dan menutupinya
dengan pandangan yang positif dan menganggap sepele suatu masalah. Keempat
adalah planful problem solving, ini adalah individu membentuk suatu strategi
dan perencanaan menghilangkan dan mengatasi stress dengan melibatkan tindakan
yang teliti, hati-hati, bertahap, dan bersifat analitis. Kelima adalah positive
reappraisal ini adalah usaha untuk mencari makna positif dari permasalahan
dengan pengembangan diri dan melibatkan hal-hal religi atau keagamaan. Keenam
adalah self control atau control diri, ini adalah suatu bentuk dalam
penyelesaian masalah dengan cara menahan diri, mengatur perasaan, tidak ceroboh
mengambil suatu tindakan. Ketujuh adalah emotion focused coping, ini berarti
melibatkan usaha-usaha untuk mengatur emosinya dalam penyesuaian diri dengan
dampak yang ditimbulkan oleh kondisi yang penuh tekanan. Kedelapan adalah
seeking social support, ini berarti suatu cara yang dilakukan individu dalam
menghadapi masalah dengan cara mencari dukungan sosial pada keluarga atau
lingkungan sekitar, berupa perhatian atau sebuah kasih sayang. Dan yang
terakhir adalah positive reinterpretation, ini berarti respon dari individu dengan
cara merubah dan mengembangkan dalam kepribadiannya atau mencoba mengambil
pandangan positif (lebih bermakna) dari sebuah masalah.
Sumber:
Basuki, S.
A.M Heru.2008. Psikologi Umum. Jakarta: Universitas Gunadarma
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-dyasdindan-5184-3-bab2.pdf