Kepribadian
yang Sehat
Sebagai orang yang awam tentunya
sangat tidak mudah menjawab pertanyaan ini. Mungkin kita sampai saat ini belum
mengetahui seperti apa kepribadian yang sehat. Berikut adalah berbagai kutipan
untuk kita bisa mengetahui apa itu kepribadian yang sehat.
Sejumlah
orang di Amerika serikat banyak menyelidiki, mencari, dan menyingkap diri
batiniah (dan badan) mereka dalam sensitivity session, T-groups, dan
sejumlah encounther therapy lainnya.
Menemukan dan merumuskan suatu kepribadian yang lebih
sehat fokusnya kearah apa seseorang akan menjadi bukan kearah apa yang telah
terjadi. Banyak ahli-ahli psikologi memandang masalah ini kedalam ranah
psikologi pertumbuhan dengan teori aliran humanistik, yaitu seseorang yang
digambarkan bukan seperti teori aliran psikoanalisis yang selalu melihat
ketidaksadaran mereka. Dan bukan seperti mesin layaknya teori dari aliran
behaviorisme.
Humanistic memandang individu sebagai suatu organism
yang tersusun secara baik, teratur, dengan banyak spontanitas, kegembiraan dan
kreativitas. Gambaran ahli psikologi ini merumuskan tentang kodrat manusia
adalah selalu optimis dan penuh dengan harapan. Mereka percaya kapasitas kita
untuk memperluas, mengembangkan dan memenuhi diri kita dengan kemampuan yang kita
miliki. Sehingga menurut mereka manusia mempunyai suatu tingkat pertumbuhan dan
perkembangan yang diperlukan melampaui “normalitas” mereka dapat merealisasikan
atau mengaktualisasi diri mereka sendiri melihat dari potensinya. Dengan kata
lain, tidak cukup hanya dengan bebas dari sakit secara emosional, dan tidak
berperilaku psikotis (gila) untuk menilai seseoang sebagai pribadi yang sehat.
1)
Gordon Allport dalam ciri-ciri
kepribadian yang matang.
Menurut Allport, faktor utama tingkah
lalu orang dewasa yang matang adalah sifat-sifat yang terorganisir dan selaras
yang mendorong dan membimbing tingkah laku menurut prinsip otonomi fungsional. Allport
mengemukakan ada tujuh criteria kepribadian yang matang, berikut adalah tujuh
kriterianya:
a.
Perluasan
Perasaan diri
Ketika diri berkembang, maka diri itu meluas
menjangkau banyak orang dan benda. Mulanya diri berpusat hanya pada individu.
Kemudian ketika pengalaman bertumbuh terus maka diri meluas meliputi
nilai-nilai dan cita-cita yang abtsrak. Inilah yang dimaksud dengan orang-orang
yang matang. Ia mengembangkan perhatiannya diluar diri..
b.
Hubungan
diri yang hangat dengan orang lain
Allport membedakan dua macam kehangatan dalam
berhubungan dengan orang lain yaitu kapasitas keintiman dan kapasitas perasaan
terharu. Orang yang sehat secara psikologis bisa memperlihatkan keintiman
(cinta) terhadap orang terdekatnya seperti orangtua, partner kerja, dan teman
akrab. Yang dihasilkan adalah perasaan perluasan diri yang berkembangan dengan
baik.
Ada perbedaan antara hubungan cinta orang yang
neurotis dengan hubungan cinta kepribadian yang sehat. Orang neurotis menerima
banyak cinta daripada kemampuan mereka memberinya. Mereka memberi cinta dengan
syarat dan kewajiban yang bersifat timbale balik. Sedangkan cinta orang sehat
adalah cinta tanpa syarat dan tidak mengikat.
Kapasitas terharu adalah suatu pemahaman tentang
kondisi dasar manusia dan perasaan kekeluargaan dengan semua bangsa. Orang yang
sehat menerima kelemahan-kelemahan manusia, sedangkan orang neurotis tidak.
d. Keamanan emosional
Kepribadian yang sehat mampu menerima emosi-emosi
manusia. Mereka dapat mengontrol emosi mereka, sehingga tidak mengganggu
aktivitas antar pribadi.
c.
Persepsi
realistis
Orang yang sehat memandang diri mereka objektif.
Mereka menerima realitas dengan apa adanya. Sedangkan orang yang neurotis
mengubah realitas sesuai dengan keinginannya.
d.
Keterampilan
dan tugas-tugas
Orang yang sehat dan matang adalah orang yang mampu
mengarahkan keterampilan pada pekerjaan mereka.
e.
Pemahaman
diri
Kepribadian yang sehat mencapai suatu tingkat
pemahaman diri yang lebih tinggi daripada orang-orang yang neurotis. Orang yang
memiliki wawasan diri yang lebih baik adalah lebih cerdas daripada orang yang
memilki wawasan diri yang kurang.
f.
Filasafat
hidup yang mempersatukan
Orang yang sehat melihat kedepan, didorong oleh tujuan
dan rencana-rencana jangka panjang. Orang ini mempunyai perasaan akan tujuan
dan member kontinuitas pada kepribadian mereka.
Sumber:
Schultz,
Duane.1991. Psikologi pertumbuhan (Model
Kepriadian
sehat). Yogyakarta: Kanisius
Allport, G. 1960. Personality and
social encounter.
Boston: Bacon Press
2) Orang yang berfungsi sepenuhnya
oleh Carl Rogers
Menurut carl rogers setiap anak pada masa kecil pasti
memiliki self concept (gambaran diri). Ini terbentuk akibat reasi anak dengan
orang lain. Dengan mengamati reaksi orang lain terhadap tingkah lakunya, anak
mengembangkan gambaran-gambaran diri yang konsisten. Cara-cara khusus bagaimana
diri berkembang dan menjadi sehat atau tidak tergantung cinta yang diterima
ketika masih kecil.
Rogers menyebutnya sebagai positif regards atau
penghargaan positif. Self concept juga sangat dipengaruhi oleh ibu. Kasih
sayang dan cinta yang diterima anak adalah syarat terhadap tingkah laku yang
baik. Karena anak mengembangkan ini maka anak akan menginternlisasi sikap ibu.
Anak harus menghindari tingkah laku atau pikiran dalam
cara yang menyebabkan celaan atau penolakan oleh standar yang diambil oleh anak
dari ibunya. Karena tingkh laku yang salah menyebabkan anak merasa tidak
berharga. Rogers menegaskan diri adalah dalam dan luas, karena diri itu
mengandung semua pikiran dan perasaan yang mampu diungkapkan orang itu. Diri
itu juga fleksibel dan terbuka kepada semua pengalaman baru. Intinya semua
orang bebas ntuk mengaktualisasikan diri mereka untuk mengembangkan potensinya.
Dan setelah aktualisasi berlangsung, orang itu dapat menjadi orang yang
berfungsi sepenunya.
Sumber:
Schultz,
Duane.1991. Psikologi pertumbuhan (Model
Kepriadian
sehat). Yogyakarta: Kanisius
Feist,
J., & Feist, G.J.(2010).Theories of Personality ( Teori Kepribadian).Jakarta:Salemba
Humanika
3) Hierarki kebutuhan hingga mencapai aktualisasi
diri oleh Abraham Maslow
Abraham maslow dikenal sebagai pelopor psikologi
aliran humanistic. Maslow percaya manusia tergerak untuk memahami dan menerima
dirinya sebisa mungkin. Teori yang paling terkenal adalah hierarki of needs atau
hierarki kebutuhan. Latar belakangnya kemunculan hierarki ini adalah pengalaman
hidup dan keluarganya. Psikolog humanis percaya bahwa setiap orang memiliki
keinginan kuat untuk merealisasikan potensi dalam dirinya. Maslow memberikan
focus penelitiannya kepada manusia yang sehat bukan terhadap manusia yang
bermasalah.Puncak pengalaman terjadi jika seorang manusia bias menyeimbangkan
dirinya dengan lingkungan.
Maslow menggunakan piramida sebagai visualisasi
teorinya tentang hierarki kebutuhan. Menurut maslow manusia termotivasi untuk
memenuhi segala kebtuhan dalam hidupnya. Semua kebtuhan ini terkandung dalam
sebuah tingkatan (hierarki) dari mulai yang rendah atau bersifat fisiologis
dasar sampai yang paling tinggi atau bersifat aktualisasi diri. Berikut
hierarki kebutuhan tersebut:
1.
Kebutuhan
fisiologis atau dasar
2.
Kebutuhan
akan rasa aman
3.
Kebutuhan
untuk dicintai dan disayangi
4.
Kebutuhan
untuk dihargai
5.
Kebutuhan
untuk aktualisasi diri
Kebutuhan
fisiologis adalah tingkatan paling dasar (basic needs) menurut maslow yang
meliputi kebutuhan akan makan, udara, minuman, dan sebagainya. Jika tidak
dipenuhi dalam keadaan yang ekstrem maka orang tersebut akan kehilangan kendali
atas perilakunya sendiri karena kapasitasnya dipusatkan untuk kebutuhan basic
needs ini.
Setelah
kebutuhan fisiologis terpenuhi muncul kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan ini
berhubungan dengan jaminan kemanan, stabilitas, perlindungan, bebas dari rasa
cemas dan takut. Karena ada kebutuhan ini maka manusia membuat undang-undang,
membuat sistem, pension dan sebagainya. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi akan
muncul sifat-sifat yang negative.
Setelah
kebutuhan akan rasa aman dipenuhi, maka timbul kebutuhan untuk dimiliki dan
disayangi. Setiap orang pasti ingin memiliki hubungan yang akrab dan
nyamanbahkan mesra dengan orang lain. Ingin sekali mencintai dan dicintai. Jika
seseorang tidak memiliki keluarga akan merasa sebatang kara, sedangkan orang
yang pengganguran merasa tidak berharga. Kondisi ini menurunkan harga diri
orang tersebut.
Selanjutnya
setelah kebutuhan akan dimiliki dan disayangi terpenuhi maka akan muncul
kebutuhan akan harga diri. Pertama adalah kebutuhan akan kekuasaan, kompetensi,
dan percaya diri. Kedua adalah kebutuhan akan penghargaan, status, dan
kebanggaan. Orang yang terpenuhi akan kebutuhan harga diri akan percaya diri
dan tidak bergantung dengan orang lain.
Selanjutnya
setelah harga diri dipenuhi muncullah kebutuhan untuk aktualisasi diri.
Kebutuhan ini saling mengisi satu sama lain. Jika kebbutuhan ini tidak
terpenuhi akan muncul sikap kebosanan, apatisme, dan keputus asaan.
Sumber:
Schultz,
Duane.1991. Psikologi pertumbuhan (Model
Kepriadian
sehat). Yogyakarta: Kanisius
4) Ciri-ciri
kepribadian yang sehat oleh Erich fromm
Menurut
erich fromm manusia adalah makhluk social. Berdasarkan hal tersebut, salah satu
ciri kepribadian ang sehat adalah kemampuan untuk hidup pada masyarakat social.
Masyarakat sangat penting peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang.
Kepribadian seseorang merupakan hasil dari proses social.masyarakat sangat
penting sekali untuk membentuk kepribadian.
Menurut
fromm ada 5 watak social dalam masyarakat: 1. Penerimaan, 2. Penimbunan, 3.
Penjualan, 4. Pemerasan, 5. Produktif. Yang benar sehat dari kelima watak ini
adalah produktif karena watak ini didorong oleh cinta dan akal budi yang dapat
membantu perkembangan pribad dan masyarakat. Lalu, Fromm menyebut 5 tipe yang
berbeda tentang cinta, yaitu cinta persaudaraan, cinta keibuan, cinta erotic,
cinta diri, dan cinta ilahi. Menurut beliau cina sangat penting untuk membangun
dunia yang lebih baik sebab dicari oleh seluruh masyarakat.
Intinya
pribadi yang sehat menurut Fromm adalah pribadi yang mampu hidup dalam
masyarakat social yang ditandai dengan hubungan-hubungan yang manusiawi,
diwarnai oleh solidaritas penuh, cinta, dan tidak saling merusak atau
menyingkirkan satu dengan yang lainnya. Tujuan hidup seseorang pribadi adalah
keberadaan dirinya itu sendiri, bukan pada apa yang dimiliki, pada apa
kegunaannya dan fungsinya.
Berikut
adalah ciri-ciri kepribadian yang sehat menurut Erich Fromm: mampu
mengembangkan hidupnya sebagai makhluk social dalam masyarakat, mampu mencintai
dan dicintai, mampu mempercayai dan dipercayai tanpa memanipulasi kepercayaan
itu, mampu menjaga jarak antar dirinya dengan masyarakat tanpa merusaknya,
memiliki watak social yang produktif, mampu bersolidaritas dengan orang lain
tanpa syarat.
Sumber:
Semiun, Yustinus. 2006. Kesehatan
Mental 1. Yogyakarta:
Kanisius
Schultz,
Duane.1991. Psikologi pertumbuhan (Model Kepriadian sehat). Yogyakarta:
Kanisius.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar