Kisah ini terjadi pada sepasang suami istri yang hidup bahagia. tetapi kebahagiaan kurang lengkap karna belum dikaruniai seorang anak. sang istri di vonis sulit memiliki keturunan karena memiliki rahim yang sangat lemah. setelah beberapa tahun mereka membina rumah tangga, berusaha terus-menerus untuk mempunyai keturunan, akhirnya Allah mendengarkan do'a mereka untuk memiliki seorang momongan. mereka merasa lengkap sekarang. tetapi baru beberapa bulan anak itu lahir, ternyata Allah berkehendak lain, anak tersebut begitu cepat dipanggil lagi oleh sang maha kuasa. sang istri merasa sedih sekali, dan sang suami terus menerus menenangkan sang istri. sampai pada akhirnya sang suami sering melihat sang istri melamun sambil melihat foto anak mereka. sang suami pun berkata "sudahlah bu, Allah lebih sayang sama anak kita makannya Allah memanggil anak kita kembali". dengan tangisan sang istri menjawab "mengapa secepat itu yah? sudah lama aku mendambakan seorang anak. baru aku merasakan menggendong seorang anak hanya beberapa bulan, tetapi sudah dipanggil lagi oleh sang kuasa". suami pun menjawab "sudahlah bu, ayah yakin Allah mempunyai rencana lain yang lebih indah dari ini". sang istri hanya terus melamun, sampai akhirnya sang istri berkata "yah, bagaimana kalau aku ternyata tidak bisa hamil lagi seperti kata dokter Herman?" sang suami diam sejenak dan membalas "Insya Allah bu, kita harus terus ikhtiar". sang istri berkata kembali "bagaimana kalau ayah menikah lagi saja dengan adik sepupuku? mungkin dengan cara seperti itu kita dapat memiliki seorang anak walaupun bukan darah dagingku, tapi anak itu akan menjadi darah dagingmu yah". sang suami dengan nada heran bertanya "mengapa kau bicara seperti itu?" dengan air mata terus mengalir sang istri menjawab "aku hanya ingin membahagiakanmu yah, aku ingin kau memiliki keturunan seperti yang kau inginkan selama ini" dengan memegang tangan sang istri dan suara lembut, sang suami menjawab "sayang, aku tidak akan menikah lagi selama kau masih hidup dan sehat wal'afiat. aku akan terus mendampingi sebagai imam yang baik.
sang istri menangis lepasdan memeluk sang suami. betapa bahagianya sang istri mendengar ucapan sang suami.
SEKIAN.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar