A. konsep penyesuaian diri
Penyesuaian diri adalah usaha
manusia untuk mencapai harmoni pada diri sendiri dan pada lingkungannya.
Sehingga rasa permusuhan, dengki, iri hati, pransangka, depresi, kemarahan, dan
lain-lain emosi negatif sebagai respon pribadi yang tidak sesuai dan kurang
efisien bisa dikikis habis (Kartini Kartono, 2002:56). Kemudian, Penyesuaian
diri dapat didefinisikan sebagai interaksi Anda yang kontinu dengan diri Anda
sendiri, dengan orang lain, dan dengan dunia Anda (Calhoun dan Acocella dalam
Sobur, 2003:526). Lalu, Penyesuaian diri (adjustment) atau dapat dikatakan juga
sebagai adaptasi, merupakan suatu proses dimana organisme yang agak sederhana
mematuhi tuntutan-tuntutan lingkungan. (Sumber : Semiun, Y. 2006. Kesehatan
Mental 1. Yogyakarta: Kanisius). Sedangkan menurut, Schneiders
berpendapat bahwa penyesuaian diri dapat ditinjau dari tiga sudut pandang,
yaitu: penyesuaian diri sebagai adaptasi (adaptation), penyesuaian diri sebagai
bentuk konformitas (conformity), dan penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan (mastery).
Menurut saya Penyesuaian diri dapat
diartikan atau ditelaah sebagai suatu proses yang bersifat dinamis, bertujuan
untuk menghadapi berbagai perubahan yang terjadi dalam diri individu agar
terjadi penyesuaian hubungan yang lebih menyatu antara diri individu
tersebut dengan lingkungannya. Dengan demikian diharapkan manusia dapat
membentuk suatu hubungan yang menyenangkan antara dirinya dan lingkungan barunya.
Penyesuaian diri juga dapat diartikan sebagai adaptasi. Salah satu ciri makhluk
hidup adalah beradaptasi atau menyesuaikan diri terhadap lingkungannya untuk
dapat mempertahankan eksistensi kehidupannya. Kemampuan untuk menyesuaikan diri
terhadap lingkungan atau pun perubahan-perubahan yang terjadi di sekitar kita
adalah sebuah keharusan.
Pada dasarnya kemampuan pribadi
untuk menyerasikan atau menyesuaikan diri dibentuk oleh kebudayaan yang dianut
oleh individu yang bersangkutan. Dan dalam proses penyesuaian diri, sebaiknya
terlebih dahulu kita mengenali diri kita sendiri, setidaknya kita mengetahui
apakah kita akan mampu beradaptasi dengan lingkungan kita. Masih ingat dengan
pengertian adaptasi? Adaptasi adalah dapat mempertahankan eksistensinya
atau bisa survive dan memperoleh kesejahteraan jasmaniah, bukan hanya jasmaniah
tetapi dapat memperoleh kesejahteraan rohaniah.
B. Pertumbuhan
personal
Setiap individu pasti akan mengalami
pembentukan karakter atau kepribadian. Inilah yang dinamakan pertumbuhan. Dan
hal tersebut membutuhkan proses yang sangat panjang. Faktor – faktor yang
mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan individu diantaranya adalah
faktor genetik yang menentukan beberapa karakteristik seperti jenis
kelamin, pertumbuhan fisik, sikap tubuh dan beberapa keunikan psikologis
seperti sikap pendiam dan temperamen, lalu faktor eksternal atau lingkungan
yang mempengaruhi individu setiap hari mulai konsepsi sampai akhir hayatnya,
dan sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Dari semua
faktor-faktor di atas, paling penting adalah pengaruh dari lingkungan
sekitar seperti keluarga dan masyarakat sekitar akan memberikan pertumbuhan
pesat bagi suatu individu. Dengan demikian, maka terbentuklah individu yang
sesuai dan dapat menyesuaikan dengan lingkungan sekitarnya.
Berikut adalah konsep yang berkaitan
dengan pertumbuhan personal :
1. Penekanan
pertumbuhan diri
Pertumbuhan sendiri adalah perubahan
secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang
berlangsung secara normal pada anak yang sehat hingga dewasa (akhir hayat) pada
waktu yang normal. Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses transmisi
dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah), yang herediter
dalam bentuk proses aktif secara berkesinambungan. Jadi, pertumbuhan berkaitan
dengan perubahan kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur
biologis.
2. Variasi
dalam pertumbuhan
Tidak selamanya individu berhasil
dalam melakukan penyesuaian diri, karena kadang-kadang ada rintangan-rintangan
tertentu yang menyebabkan tidak berhasil melakukan penyesuaian diri.
Rintangan-rintangan itu mungkin terdapat dalam dirinya atau mungkin diluar
dirinya. Hal ini yang menyebabkan mengapa adanya variasi dalam pertumbuhan.
3. Kondisi-kondisi
untuk bertumbuh
Kondisi jasmaniah seperti pembawa
dan strukrur atau konstitusi fisik dan temperamen sebagai disposisi yang
diwariskan, aspek perkembanganya secara intrinsik berkaitan erat dengan susunan
atau konstitusi tubuh. Shekdon mengemukakan bahwa terdapat kolerasi yang tinggi
antara tipe-tipe bentuk tubuh dan tipe-tipe tempramen (Surya, 1977). Misalnya
orang yang tergolong ekstomorf yaitu yang ototnya lemah, tubuhnya rapuh,
ditandai dengan sifat-sifat menahan diri, segan dalam aktivitas sosial, dan
pemilu. Karena struktur jasmaniah merupakan kondisi primer bagi tingkah laku
maka dapat diperkirakan bahwa sistem saraf, kelenjar, dan otot merupakan faktor
yang penting bagi proses penyesuaian diri. Beberapa penelitian menunjukan bahwa
gangguan dalam sisitem saraf, kelenjar, dan otot dapat menimbulkan
gejala-gejala gangguan mental, tingkah laku, dan kepribadian. Dengan demikian,
kondisi sistem tubuh yang baik merupakan syaraf bagi tercapainya proses
penyesuaian diri yang baik. Disamping itu, kesehatan dan penyakit jasmaniah
juga berhubungan dengan penyesuaian diri, kualitas penyesuaian diri yang baik
hanya dapat diperoleh dan dipelihara dalam kondisi kesehatan jasmaniah yang
baik pula. Ini berarti bahwa gangguan penyakit jasmaniah yang diderita oleh
seseorang akan mengganggu proses penyesuaian dirinya.
Sumber:
Kartini Kartono, 2002. Psikologi Perkembangan. Jakarta
: Rineka Cipta
Feist, J.,
& Feist, G. J. (2009).Psikologi Kepribadian (Terjemahan).Salemba
Humanika:Jakarta
Sobur,
Alex.2009.Psikologi Umum.Pustaka Setia:Bandung
http://www.psychologymania.com/2012/09/pengertian-penyesuaian-diri.html
http://lib.uin-malang.ac.id/thesis/chapter_ii/08410141-divie-oktaviana.ps
Tidak ada komentar:
Posting Komentar