Hubungan interpersonal adalah dimana
ketika kita berkomunikasi, kita bukan sekedar menyampaikan isi pesan, tetapi
juga menentukan kadar hubungan interpersonalnya. Jadi ketika kita berkomunikasi
kita tidak hanya menentukan content melainkan juga menentukan relationship.
Ketika akan menjalin hubungan interpersonal, akan terdapat suatu proses dan
biasanya dimulai dengan “Ketertarikan interpersonal (Interpersonal Attraction)”.
Menurut Baron dan Byrne (2006), ”Interpersonal Attraction” adalah penilaian
seseorang terhadap sikap orang lain, dimana penilaian ini dapat diekspresikan
melalui suatu dimensi, dari strong liking sampai dengan strong dislike atau
dari yang biasa menjadi luar biasa. Dari segi psikologi komunikasi, kita dapat
menyatakan bahwa makin baik hubungan interpersonal, makin terbuka orang untuk
mengungkapkan dirinya; makin cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi
dirinya; sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung diantara komunikan.
Hubungan interpersonal, menurut saya
sangatlah berguna tanpa adanya hubungan ini kita tidak akan bisa berkomunikasi
dengan orang lain. Selain itu lewat hubungan interpersonal jugalah banyak
informasi yang akan kita dapatkan, bukan sekedar itu hubungan interpersonal
yang baik juga akan membawa peluang pekerjaan bagi kita. Karena interpesonaal
yang baik adalah salah satu kriteria utama perekrutan seorang calon pegawai
baik negeri maupun swasta. “Hubungan Interpersonal sangat penting, bahkan
sangat menentukan kesehatan mental seseorang. Jika seseorang tak berhasil
mengembangkan hubungan interpersonalnya secara sehat, ia juga akan gagal
berkembang menjadi pribadi yang sehat” ( Sumber : Widyarini, Nilam. 2009.
Membangun Hubungan Antar Manusia. Jakarta : Elex Media).
a) Model-model
hubungan interpersonal
1.
Pertukaran
Sosial (Social Exchange)
Menurut teori ini manusia saling menjalin hubungan
dengan tujuan memuaskan kebutuhan masing-masing. Setiap orang mengharapakan
sesuatu dari hubungannya dengan orang lain. Kalau ia memiliki cukup kebebasan
ia akan memutuskan hubungan tersebut, sebaliknya, kalau ia tidak dapat keluar
dari situasi hubungan tidak adil yang menimbulkan penderitaan, ia akan terjatuh
masuk kedalam psikopatologi.
(Sumber : Supratiknya, A. 1995. Mengenal Perilaku
Abnormal. Yogyakarta : Kanisius)
2. Model
peranan
Model peranan menganggap hubungan interpersonal
sebagai panggung sandiwara. Disini setiap orang harus memerankan peranannya
sesuai dengan naskah yang telah dibuat oleh masyarakat. Hubungan interpersonal
berkembang baik bila setiap individu bertidak sesuai dengan peranannya.
Kemampuan memerankan peranan tertentu, serta mampu menghindari konflik peranan
bila individu tidak sanggup mempertemukan berbagai peranan yang kontradiktif.
3. Model
Permainan
Hubungan interpersonal sebagai ajang menampilkan salah
satu aspek kepribadian individu (orang tua, dewasa, anak). Dikenai sebagai
analisis transaksional. Model ini menerangkan bahwa dalam berhubungan
individu-individu terlibat dalam bermacam permaianan. Kepribadian dasar dalam
permainan ini dibagi dalam 3 bagian yaitu kepribadian orang tua (aspek
kepribadian yang merupakan asumsi dan perilaku yang diterima dari orang tua
atau yang dianggap sebagi orang tua). Lalu, kepribadian orang dewasa (bagian
kepribadian yang mengolah informasi secara rasional). Terakhir, kepribadian
anak (kepribadian yang diambil dari perasaan dan pengalaman kanak-kanak yang
mengandung potensi intuisi, spontanitas, kreativitas dan kesenangan).
4. Model
Interaksional
Hubungan interpersonal merupakan suatu sistem yang
memiliki sifat-sifat struktural, integrali dan medan yang masing-masing saling
terkait. Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu sistem. Semua
sistem terdiri dari subsistem-subsistem yang saling tergantung dan bertindak
bersama sebagai suatu kesatuan. Selanjutnya, semua sistem mempunyai
kecenderungan untuk memelihara dan mempertahankan kesatuan. Bila ekuilibrium
dari sistem terganggu, segera akan diambil tindakannya. Setiap hubungan
interpersonal harus dilihat dari tujuan bersama, metode komunikasi, ekspektasi
dan pelaksanaan peranan.
a.
Cara memulai hubungan
Pembentukan
Pembentukan kesan dan dan ketertarikan interpersonal
dalam memulai hubungan. Adapun tahap-tahap untuk menjalin hubungan
interpersonal :
Tahap ini sering disebut juga dengan tahap perkenalan.
Beberapa peneliti telah menemukan hal-hal menarik dari proses perkenalan. Fase
pertama, “fase kontak yang permulaan”, ditandai oleh usaha kedua belah pihak
untuk menangkap informasi dari reaksi kawannya atau lawannya. Masing-masing
pihak berusaha menggali secepatnya identitas, sikap dan nilai pihak yang lain.
Bila mereka merasa ada kesamaan, mulailah dilakukan proses mengungkapkan diri.
Pada tahap ini informasi yang dicari meliputi data demografis, usia, pekerjaan,
tempat tinggal, keadaan keluarga dan sebagainya. Menurut Charles R. Berger
informasi pada tahap perkenalan dapat dikelompokkan pada tujuh kategori
(informasi demografis, sikap dan pendapat (tentang orang atau objek), rencana
yang akan datang, kepribadian, perilaku pada masa lalu, orang lain, terakhir
hobi dan minat).
Peneguhan Hubungan
Untuk memelihara dan memperteguh hubungan
interpersonal, maka diperlukantindakan-tindakan untuk memelihara keseimbangan.
Dalam memelihara keseimbangan terdapat empat faktor, yaitu keakraban,
keakraban ialah pemenuhan kebutuhan akan kasih sayang antara komunikan
dan komunikator. Control berarti kesepakatan antara kedua belah pihak
yang melakukan komunikasi dan menentukan siapakah yang lebih dominan didalam
komunikasi tersebut. Respon yang tepat atau feedback (umpan balik) yang akan
terima jangan sampai komunikator salah memberikan informasi sehingga komunikan
tidak mampu memberikan feedback yang tepat. Terakhir, nada emosional yang tepat
atau keserasian suasana emosi saat komunikasi sedang berlangsung.
Hubungan interpersonal akan
terperlihara apabila kedua belah pihak sepakat tentang tingkat keakraban yang
diperlukan. Faktor kedua adalah kesepakatan tentang siapa yang akan mengontrol
siapa, dan bilamana. Faktor ketiga adalah ketepatan respon. Hubungan
interpersonal berdasarkan jumlah individu yang terlibat, dibagi menjadi 2,
yaitu hubungan diad dan hubungan triad. Hubungan diad merupakan hubungan atara
dua individu. Sedangkan hubungan triad merupakan hubungan antara tiga orang.
Hubungan interpersonal berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, dibagi menjadi 2,
yaitu hubungan tugas dan hubungan sosial.
Hubungan tugas merupakan sebuah
hubungan yang terbentuk karena tujuan menyelesaikan sesuatu yang tidak dapat
dikerjakan oleh individu sendirian. Sedangkan hubungan sosial merupakan
hubungan yang tidak terbentuk dengan tujuan untuk menyelesaikan sesuatu.
Hubungan interpersonal berdasarkan jangka waktu juga dibagi menjadi 2, yaitu
hubungan jangka pendek dan hubungan jangka panjang. Hubungan jangka pendek
merupakan hubungan yang hanya berlangsung sebentar. Sedangkan hubungan jangka
panjang berlangsung dalam waktu yang lama.
b. Memulai Hubungan ( Pembentukan kesan dan ketertarikan Interpersonal
dalam memulai suatu hubungan)
Adapun
tahap-tahap dalam hubungan interpersonal yakni meliputi :
1.
Pembentukan.
Tahap ini
sering disebut juga dengan tahap perkenalan. Beberapa peneliti telah menemukan
hal-hal menarik dari proses perkenalan. Fase pertama, “fase kontak yang
permulaan”, ditandai oleh usaha kedua belah pihak untuk menangkap informasi
dari reaksi kawannya. Masing-masing pihak berusaha menggali secepatnya
identitas, sikap dan nilai pihak yang lain. Bila mereka merasa ada kesamaan,
mulailah dilakukan proses mengungkapkan diri. Pada tahap ini informasi yang
dicari meliputi data demografis, usia, pekerjaan, tempat tinggal, keadaan
keluarga dan sebagainya.
Menurut
Charles R. Berger informasi pada tahap perkenalan dapat dikelompokkan pada
tujuh kategori, yaitu:
a)
informasi demografis.
b)
sikap dan pendapat (tentang orang atau objek).
c)
rencana yang akan datang.
d)
kepribadian.
e)
perilaku pada masa lalu.
f)
orang lain serta,
g)
hobi dan minat.
Peneguhan
Hubungan.
Hubungan
interpersonal tidaklah bersifat statis, tetapi selalu berubah. Untuk memelihara
dan memperteguh hubungan interpersonal, diperlukan tindakan-tindakan tertentu
untuk mengembalikan keseimbangan. Ada empat faktor penting dalam memelihara
keseimbangan ini, yaitu:
a)
Keakraban (pemenuhan kebutuhan akan kasih sayang antara komunikan dan
komunikator).
b) Kontrol
(kesepakatan antara kedua belah pihak yang melakukan komunikasi dan menentukan
siapakah yang lebih dominan didalam komunikasi tersebut).
c) Respon
yang tepat (feedback atau umpan balik yang akan terima jangan sampai
komunikator salah memberikan informasi sehingga komunikan tidak mampu
memberikan feedback yang tepat).
d) Nada
emosional yang tepat (keserasian suasana emosi saat komunikasi sedang
berlangsung).
c. Intimasi dan
Hubungan Pribadi
Sullivan (Prager, 1995) mendefinisikan intimasi
sebagai bentuk tingkah laku penyesuaian seseorang untuk mengekspresikan akan
kebutuhannya terhadap orang lain. Intimasi juga adalah salah satu atribut yang
paling menonjol dalam suatu hubungan intim daripada hubungan pribadi yang lain.
Keintiman (intimacy) sangat berkaitan dengan derajat kecintaan, kepercayaan,
kepuasan, tanggung jawab dan pengertian pasangan dalam hubungan yang dekat
(intim). Dalam suatu hubungan juga perlu adanya companionate love, passionate
love dan intimacy love, atau yang dikenal dengan segitiga cinta Stenberg.
Apabila salah satu komponen cinta tersebut telah hilang dari satu hubungan,
akan muncul rasa ketidak nyamanan antar salah satu pihak. Ini yang akan
menimbulkan sebuah perpisahan pada setiap pasangan.
d) Intimasi dan
Pertumbuhan
Steinberg (1993) berpendapat bahwa suatu hubungan
intim adalah sebuah ikatan emosional antara dua individu yang didasari oleh
kesejahteraan satu sama lain, keinginan untuk memperlihatkan pribadi
masing-masing yang terkadang lebih bersifat sensitif serta saling berbagi
kegemaran dan aktivitas yang sama.
Faktor-faktor yang menumbuhkan hubungan interpersonal
yang baik antara lain ialah berhubungan dengan orang lain tanpa menilai dan tanpa
berusaha mengendalikan, menumbuhkan sikap percaya pada diri orang lain atau
kejujuran yang menumbuhkan sikap percaya.sikap yang mengurangi sikap defensive
dalam komunikasi amat besar pengaruhnya dalam menumbuhkan komunikasi
interpersonal yang efektif. Untuk bertumbuh dalam keintiman, yang terutama
adalah cinta. Keintiman tidak akan bertumbuh jika tidak ada cinta . Keintiman
berarti proses menyatakan siapa kita sesungguhnya kepada orang lain. Keintiman
adalah kebebasan menjadi diri sendiri. Keintiman berarti proses membuka topeng
kita kepada pasangan kita. Bagaikan menguliti lapisan demi lapisan bawang, kita
pun menunjukkan lapisan demi lapisan kehidupan kita secara utuh kepada pasangan
kita.
Keinginan
setiap pasangan adalah menjadi intim. Kita ingin diterima, dihargai, dihormati,
dianggap berharga oleh pasangan kita. Kita menginginkan hubungan kita menjadi
tempat ternyaman bagi kita ketika kita berbeban. Tempat dimana belas kasihan
dan dukungan ada didalamnya. Namun, respon alami kita adalah penolakan untuk
bisa terbuka terhadap pasangan kita. Jadi, sangat penting suatu keintiman dalam
menjalin hubungan. Ketika keintiman hilang, hubungan menjadi hambar.
Sumber :
http://psikologi.or.id/mycontents/uploads/2010/11/hubinterpersonal.pdf
Supratiknya,
A. 1995. Mengenal Perilaku Abnormal. Yogyakarta : Kanisius
Tidak ada komentar:
Posting Komentar